Kisah Fadil dan Sandal Jepitnya, Pertama Kali Menuju Sekolah di Usia 12 Tahun
Kisah Fadil dan Sandal Jepitnya, Pertama Kali Menuju Sekolah di Usia 12 Tahun. (Foto: Binti Mufarida/Okezone)
JAKARTA - Impian Fadilah untuk menyenyam pendidikan akhirnya terwujud. Anak pedagang buah berusia 12 tahun ini, akhirnya bisa sekolah.
Dengan sandal jepit usang, pemilik nama lengkap Fadilah Pratama tersebut melangkah pelan namun pasti mengikuti simulasi Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Kementerian Sosial. Matanya berbinar-binar menghadapi hari pertama simulasi sekolah. Tanpa kaus kaki dan sepatu, Fadilah tampak semangat masuk ke dalam sekolah bersama siswa lainnya.
Fadil sapaan akrabnya menjadi salah satu dari 75 siswa yang ikut dalam simulasi perdana Sekolah Rakyat. Program pendidikan gratis berasrama yang digagas pemerintah Presiden Prabowo Subianto bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Fadil mengatakan dia belum pernah mengenyam bangku sekolah. "Belum (pernah sekolah)," ucap Fadil lirih, di Sekolah Rakyat, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025).
(Fadil dengan Semangat Mengikuti Sekolah Rakyat. Foto: Binti Mufarida/Okezone)
Sehari-hari, dia membantu ibunya mencari nafkah dengan berjualan di pinggir jalan. "Orangtua pedagang buah," ujarnya.
Mimpinya untuk bisa membaca, menulis nyaris terkubur hingga akhirnya nama Fadil masuk dalam daftar penerima program Sekolah Rakyat. Kehadirannya dalam simulasi ini bukan sekadar formalitas.
Fadil adalah simbol dari ribuan anak Indonesia yang masih terpinggirkan dari akses pendidikan. Dengan langkahnya, Fadil, dan 74 siswa lain, mengikuti serangkaian kegiatan mulai dari pemeriksaan kesehatan, pemetaan bakat, hingga pengenalan sistem belajar digital berbasis Learning Management System (LSM).
Simulasi ini digelar sebagai persiapan menjelang peluncuran resmi Sekolah Rakyat pada 14 Juli 2025.
Apa Itu Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Presiden Prabowo, yang menyasar anak-anak dari keluarga masuk dalam Desil 1 dan 2 Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Tahun ini, program akan dimulai di 100 titik rintisan di seluruh Indonesia.