Rupiah Menguat ke Rp16.218, Investor Cermati Tarif Dagang Trump

9 hours ago 4

Anggie Ariesta , Jurnalis-Jum'at, 11 Juli 2025 |17:29 WIB

Rupiah Menguat ke Rp16.218, Investor Cermati Tarif Dagang Trump

Rupiah naik 6 poin atau sekitar 0,04% ke level Rp16.218 per dolar AS. (Foto: Okezone.com/Freepik)

JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada akhir perdagangan sore ini. Rupiah naik 6 poin atau sekitar 0,04% ke level Rp16.218 per dolar AS.

Menurut Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi, investor mencermati serangkaian pengumuman tarif perdagangan dari Presiden AS Donald Trump dan bersiap untuk tindakan lebih lanjut.

Presiden Trump mengatakan bahwa ia akan mengenakan tarif 35% untuk impor dari Kanada mulai 1 Agustus, mengancam bahwa tarif akan naik jika Kanada membalas.

"Trump mulai mengirimkan surat tarif kepada mitra dagang utama pada hari Senin dan telah mengumumkan bea masuk 25% untuk barang-barang dari Korea Selatan dan Jepang, di antara negara-negara lainnya. Ia telah mengumumkan tarif 50% untuk impor tembaga, efektif 1 Agustus," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (11/7/2025).

Langkah-langkah terbaru Trump juga menampilkan ancaman tarif 10% yang menargetkan negara-negara yang berpihak pada blok BRICS. Meskipun ancaman tarif baru-baru ini tidak berdampak besar pada pergerakan pasar yang lebih luas, para pedagang tetap berhati-hati terhadap tindakan perdagangan di masa mendatang.

Di sisi geopolitik, tanda-tanda deeskalasi perang Israel–Hamas belum segera terlihat, seiring Yerusalem terus melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza, membuat ketegangan geopolitik di Timur Tengah tetap tinggi. Upaya AS untuk menengahi gencatan senjata tampaknya hanya menghasilkan sedikit kemajuan dalam seminggu terakhir, meskipun Gedung Putih mengklaim bahwa kesepakatan sudah dekat.

Selain itu, di kawasan Eropa, Trump telah menyatakan rasa frustrasinya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin karena kurangnya kemajuan dalam perdamaian dengan Ukraina dan meningkatnya pemboman Rusia terhadap kota-kota Ukraina.

Dari sentimen internal, pelaku pasar khawatir akan banjir impor produk elektronik dari negara-negara yang terkena tarif Trump seperti China, Vietnam, dan Thailand ke pasar Indonesia. Negara-negara produsen dan kompetitor Indonesia itu akan mencari pasar besar yang mudah diakses setelah Trump menerapkan tarif tinggi per 1 Agustus 2025. Oleh karena itu, pemerintah harus siap.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|