Cerita Prabu Siliwangi Tak Bisa Dilantik Jadi Raja Pajajaran Tanpa Batu Palangka (Foto Ilustrasi: Freepik)
NAMA Prabu Siliwangi tak bisa dilepaskan dari sejarah Kerajaan Pajajaran di tanah Sunda. Sosoknya dipercaya masyarakat Sunda sebagai raja yang termasyur, memiliki kesaktian, serta wibawa tinggi. Siliwangi yang bernama Sri Baduga Maharaja dilantik usai uwanya meninggal dunia.
Namun, sosok Prabu Siliwangi tak bisa dilantik jadi raja bila tak ada palangka, singgasana yang jadi upacara penobatan raja-raja Pajajaran. Singgasana yang terbuat dari batu itu konon dibuat oleh Prabu Susuktunggal. Palangka dinilai jadi batu keramat di Pajajaran, karena menyimbolkan pengangkatan raja.
Sosok Susuktunggal disebutkan menjadi pembuat batu Palangka, yang disebut tanah suci yang bagus menjadi raja utama. Palangka itu khusus untuk keperluan upacara penobatan raja di Pakuan. Sekarang singgasana itu disebut watu gigilang, yang berarti batu yang gemerlapan.
Saat batu Palangka itu diangkut oleh Banten ketika penaklukkan Pajajaran, maka secara tradisi di Pakuan tidak bisa dilakukan penobatan raja baru. Keraton Sang Bima tempat Siliwangi tinggal dan memerintah sama dengan Sri Bima.
Siapa sebenarnya Sosoktunggal, Sosoktungggal konon juga pernah menjadi Raja Pajajaran dan konon memerintahkan selama 100 tahun lamanya, dikutip dari buku "Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi", dari Saleh Danasasmita.
Dari sanalah jelas, bahwa Prabu Siliwangi menerima warisan dari Susuktunggal. Sosok Susuktunggal sendiri dalam Purwaka Caruban konon putra Wastu Kancana. Bisa jadi ia adalah putra sulung yang dijadikan raja di Pakuan. Sosoknya ada yang menyebut sebagai raja daerah, sehingga tidak bisa memegang keprabuan.
Karena itu, ia tidak bisa dimasukkan ke dalam silsilah khusus Susuhunan Sunda. Lebih dapat dipahami apabila Wastu Kancana sama dengan Anggalarang. Adapun tokoh Jayaningrat, ada pendapat adalah Ningrat Kancana alias Dewa Niskala yang menjadi Tohaan di Galuh. Tokoh inilah yang sering hilang dalam babad, sebab seharusnya disisipkan antara Anggalarang dan Siliwangi.
(Angkasa Yudhistira)