Viral Driver Ojol Paksa Customer Beri Bintang 5. (Foto: IG)
JAKARTA - Media sosial kembali dihebohkan dengan cerita pelanggan layanan ojek online (ojol) yang mengaku diikuti hingga ke rumah oleh seorang driver hanya karena urusan rating. Dikutip dari akun Instagram @lambe_turah, narasi yang viral ini memantik diskusi panas tentang sistem penilaian digital, etika profesi, serta rasa aman konsumen di era serba online.
Kejadian bermula saat seorang pelanggan memesan makanan melalui layanan ojek online. Setelah pesanan diantar, sang driver diduga meminta secara langsung agar diberikan bintang lima sebagai bentuk apresiasi. Permintaan tersebut dianggap wajar sampai kemudian pelanggan mengaku diikuti hingga ke depan rumahnya dan merasa tertekan karena driver tak mau pergi sebelum mendapatkan rating tersebut.
Pelanggan akhirnya pura-pura memberikan bintang lima, padahal kenyataannya ia justru memberi bintang satu karena merasa tidak nyaman dan terintimidasi. Tak lama berselang, driver tersebut kembali lagi ke rumah pelanggan dengan nada emosi, kemungkinan setelah mengetahui rating rendah yang diberikan.
Bagi pelanggan, rating adalah hak penuh yang diberikan atas kualitas pelayanan. Perasaan tidak nyaman ketika diikuti hingga ke rumah jelas menimbulkan ketakutan, terlebih jika hal itu dianggap sebagai bentuk pemaksaan. Pelanggan pun menilai tindakan driver melanggar batas profesionalisme dan etika layanan.
Di sisi lain, banyak driver online merasa rating menjadi faktor penentu pendapatan dan nasib mereka di platform. Bintang lima bukan hanya simbol kepuasan, tapi juga mempengaruhi performa akun, bonus, dan bahkan keberlangsungan kerja. Dalam sistem yang sangat bergantung pada penilaian konsumen, sebagian driver merasa “terpaksa” mengejar rating sempurna demi keamanan kerja, bahkan hingga bersikap berlebihan.
Kasus ini mencerminkan persoalan lebih dalam, sistem rating digital yang terlalu absolut dan tidak memberi ruang dialog antara pengguna dan penyedia jasa. Di banyak platform, rating rendah bisa langsung berdampak pada akun driver tanpa penjelasan atau mediasi yang adil. Akibatnya, muncul tekanan besar pada driver untuk menjaga rating, bahkan dengan cara-cara yang merugikan hubungan sosial.