Rudal Iran Hantam Permata Sains Israel, Laboratorium Weizmann Hancur (Reuters)
JAKARTA - Perang antara Israel dan Iran terus berlanjut. Serangan Israel di antaranya menargetkan ilmuwan nuklir Iran. Di sisi lain, serangan Iran juga menyasar "Permata Sains" Israel.
Selama bertahun-tahun, Israel telah menargetkan ilmuwan nuklir Iran. Harapannya, hal ini dapat menghambat kemajuan program nuklir Iran dengan menyerang otak di baliknya.
Kini, dengan Iran dan Israel dalam konflik langsung yang tak berujung. Para ilmuwan di Israel menjadi sasaran setelah rudal Iran menghantam sebuah lembaga penelitian utama yang dikenal karena karyanya dalam ilmu hayati dan fisika, di antara bidang-bidang lainnya.
Tidak ada yang tewas dalam serangan di Institut Sains Weizmann pada Minggu dini hari. Namun, serangan itu menyebabkan kerusakan berat pada beberapa laboratorium di kampus, menghentikan penelitian ilmiah selama bertahun-tahun. Selan itu, serangan ini mengirimkan pesan yang mengerikan kepada para ilmuwan Israel bahwa mereka dan keahliannya kini menjadi target dalam konflik yang meningkat dengan Iran.
"Ini adalah kemenangan moral bagi Iran. Mereka berhasil merusak permata mahkota sains di Israel," kata Oren Schuldiner, profesor di Departemen Biologi Sel Molekuler dan Departemen Ilmu Saraf Molekuler yang laboratoriumnya hancur, melansir India Times, Sabtu (21/6/2025).
Ilmuwan Jadi Target
Selama bertahun-tahun perang bayangan antara Israel dan Iran, Israel berulang kali menargetkan ilmuwan nuklir Iran. Hal ini demi tujuan menghambat program nuklir Iran.
Israel melanjutkan taktik itu dengan serangan awalnya terhadap Iran beberapa hari yang lalu, menewaskan banyak ilmuwan nuklir, bersama dengan jenderal-jenderal tinggi, serta menyerang fasilitas nuklir dan infrastruktur rudal balistik.
Sementara itu, Iran telah dituduh menargetkan setidaknya satu ilmuwan Weizmann sebelumnya. Tahun lalu, otoritas Israel mengatakan mereka membongkar jaringan mata-mata Iran yang merancang rencana mengikuti dan membunuh seorang ilmuwan nuklir Israel yang bekerja dan tinggal di lembaga itu.
Mengutip dakwaan, media Israel mengatakan, para tersangka, warga Palestina dari Yerusalem timur, mengumpulkan informasi tentang ilmuwan itu dan memotret bagian luar Institut Weizmann tetapi ditangkap sebelum mereka dapat melanjutkan.