Paspor China. (Foto: Unsplash)
JAKARTA – Peringkat paspor China dalam daftar global menunjukkan penurunan signifikan, anjlok ke posisi 115, yang mencerminkan sejumlah tantangan terkait kebijakan luar negeri dan dalam negeri negara tersebut. Sebagai salah satu negara dengan populasi dan ekonomi terbesar di dunia, posisi paspor China dalam hal mobilitas internasional menjadi sorotan karena dipengaruhi oleh dinamika diplomasi, kebijakan domestik, dan persepsi global.
Meskipun paspor China sering dianggap sebagai simbol akses dan kebanggaan nasional, kenyataannya banyak warga negara mengalami berbagai kendala saat bepergian ke luar negeri, termasuk pengawasan dan pembatasan tertentu di beberapa negara. Situasi ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara harapan dan realitas dalam pengalaman perjalanan internasional bagi pemegang paspor China.
Dilansir The Singapore Post, dalam satu kasus di Tanzania, seorang blogger mendokumentasikan bagaimana warga negara China diperiksa bagasinya dan dipaksa membayar suap, sementara pelancong lain lolos tanpa gangguan. Pengalaman-pengalaman ini bukanlah sesuatu yang terisolasi. Pengalaman-pengalaman ini merupakan gejala dari meningkatnya ketidakpercayaan global terhadap pelancong China.
Pendekatan diplomasi China yang sering disebut sebagai “Wolf Warrior Diplomacy” dikenal dengan retorika tegas, penggunaan tekanan politik, dan pesan nasionalis yang kuat. Strategi ini dinilai telah memengaruhi hubungan China dengan sejumlah negara, di mana sebagian pihak melihatnya sebagai faktor yang justru menghambat pembangunan kepercayaan.
Upaya pemerintah untuk memperkuat posisi kebijakan “Satu China” melalui dukungan finansial kepada sejumlah negara kecil belum sepenuhnya menghasilkan peningkatan citra positif bagi warganya di mata internasional. Sebagian pihak menilai langkah ini menimbulkan persepsi bahwa kebijakan tersebut lebih bersifat transaksional dibandingkan berbasis kemitraan jangka panjang.