HUT Jakarta ke-498, Ini 10 Motif Batik Betawi yang Penuh Makna dan Cerita

6 hours ago 6

HUT Jakarta ke-498, Ini 10 Motif Batik Betawi yang Penuh Makna dan Cerita

HUT Jakarta ke-498, Ini 10 Motif Batik Betawi yang Penuh Makna dan Cerita

JAKARTA – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Jakarta yang ke-498 pada 22 Juni 2025, berbagai bentuk warisan budaya Betawi kembali menjadi perhatian publik.

Salah satu yang patut diangkat adalah keindahan dan filosofi dalam motif-motif batik Betawi, yang mencerminkan kekayaan sejarah, seni, hingga nilai-nilai kehidupan masyarakat Jakarta tempo dulu.

Batik Betawi dikenal dengan desain yang semarak, didominasi warna-warna mencolok, serta dipengaruhi oleh beragam budaya seperti Melayu, Minangkabau, Jawa pesisir, hingga budaya Tionghoa dan Belanda, menjadikannya menarik secara visual, tapi juga kaya akan makna simbolik.

Berikut 10 motif batik khas Betawi yang menggambarkan jati diri Jakarta dan patut dipahami kembali dalam momen ulang tahun kota ini:

Motif Ondel-Ondel dan Tanjidor

 Batiksantoso) HUT Jakarta ke-498, Ini 10 Motif Batik Betawi yang Penuh Makna dan Cerita (Foto: Batiksantoso)

Mewakili dua kesenian khas Betawi, motif ini menggambarkan ondel-ondel sebagai simbol penolak bala dan tanjidor yang melambangkan semangat kerja sama. Warna-warna cerah seperti merah, hijau, kuning, dan jingga menjadikan motif ini menarik dan penuh semangat.


Motif Tumpal Pucuk Rebung

Motif tumpal dikenal sebagai simbol gunung dan kekuatan. Motif ini dalam batik Betawi sering kali ditafsirkan sebagai simbol keharmonisan antara Sang Pencipta, manusia, dan alam semesta.

Bentuk segitiga yang berjajar vertikal atau saling berhadapan ini sering disebut juga sebagai motif pucuk rebung, yang menggambarkan keseimbangan dan kesakralan hidup. Motif ini populer sejak era Gubernur Ali Sadikin dan kerap dikenakan dalam ajang None Jakarta.


Motif Rasamala

 barangtempoedoeloe) HUT Jakarta ke-498, Ini 10 Motif Batik Betawi yang Penuh Makna dan Cerita (Foto: barangtempoedoeloe)

Menggambarkan hutan Rasamala yang dulunya tumbuh subur di daerah Sunda Kelapa. Kayu rasamala dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat, sementara daunnya dikonsumsi sebagai lalapan. Corak ini merefleksikan nilai-nilai lingkungan serta sejarah alam yang pernah menjadi bagian penting dari kawasan Jakarta.


Motif Salakanagara

Desain motif ini diangkat dari inspirasi Gunung Salak yang diyakini sebagai pelindung wilayah Batavia, sekaligus mengacu pada Kerajaan Salakanagara yang didirikan oleh Aki Tirem pada tahun 130 Masehi. Bentuk dan pola yang kuat mencerminkan sejarah panjang dan akar budaya masyarakat Betawi.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|