Fenomena Rojali, Mal Harus Bergeser Jadi Pusat Kuliner dan Rekreasi Keluarga

10 hours ago 4

Feby Novalius , Jurnalis-Sabtu, 26 Juli 2025 |21:00 WIB

Fenomena Rojali, Mal Harus Bergeser Jadi Pusat Kuliner dan Rekreasi Keluarga

Fenomena Rojali di Mal. (Foto: Okezone.com/MPI)

JAKARTA - Pusat perbelanjaan atau mal harus segera menyiapkan strategi baru di tengah mencuatnya fenomena Rojali (Rombongan Jarang Beli). Hal ini menjadi tanda bahwa masyarakat, utamanya kelas menengah, tidak lagi ke mal untuk membeli barang-barang.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, menjelaskan, mal yang banyak menyediakan kebutuhan sekunder dan tersier seperti barang-barang mewah akan menjadi tempat bagi mereka untuk cuci mata atau sekadar mencari hiburan, tanpa melakukan pembelian besar. Pasalnya, konsumen saat ini lebih fokus pada kebutuhan pokok.

"Kelas menengah ini ya akhirnya mereka belanja untuk sekadar rekreasi, sekadar untuk refreshing," ujar Bhima, Sabtu (26/7/2025).

Selain tekanan biaya hidup, Bhima juga menyoroti peran e-commerce dalam mengubah perilaku konsumen.

"Ada juga sebagian alasan lainnya karena mereka membeli beberapa barang sekunder maupun tersier itu di toko online. Dengan diskon ongkos kirim dan promo-promo yang tidak ditawarkan oleh mal, misalnya," ungkapnya.

Fenomena Rojali ini diperkirakan akan bersifat jangka panjang, tanpa tanda-tanda pemulihan dalam waktu dekat. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan atau mal harus segera beradaptasi.

"Pusat perbelanjaanlah yang harus melakukan penyesuaian dengan menggeser yang tadinya banyak menyediakan gerai baju, gerai-gerai yang terkait dengan kebutuhan sekunder. Sekarang banyak yang bergeser menjadi pusat F&B, pusat makanan-minuman, kemudian rekreasi keluarga. Itu yang sekarang diminati," jelas Bhima.

Dia menambahkan bahwa mal-mal lama yang berhasil mengubah konsep ini mampu bertahan dengan tetap menopang pendapatan dari pengeluaran konsumen untuk rekreasi.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|