Buka PEDA XI KTNA, Gubernur Harum Targetkan Kaltim Swasembada Pangan

4 hours ago 3

Buka PEDA XI KTNA, Gubernur Harum Targetkan Kaltim Swasembada Pangan

Gubernur Harum Targetkan Kaltim Swasembada Pangan (Foto : Istimewa)

KUTAI BARAT – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), H. Rudy Mas'ud (Harum), secara resmi membuka Pekan Daerah XI Kontak Tani-Nelayan Andalan (PEDA XI KTNA) Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2025 di Arena Taman Budaya Sendawar, Sabtu (21/6/2025).

Pembukaan PEDA KTNA yang berlangsung dari tanggal 21 hingga 27 Juni 2025 ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Harum didampingi Ketua TP PKK Kaltim, Hj. Sarifah Suraidah Harum.

Kegiatan diikuti kontingen dari 10 kabupaten/kota se-Kaltim. Dengan mengusung tema “Melalui Pekan Daerah KTNA ke XI Tahun 2025 Kita Tingkatkan Produksi dan Daya Saing Petani-Nelayan Menuju Swasembada Pangan di Kalimantan Timur.”

Gubernur Harum menegaskan bahwa tema ini bukan sekadar slogan, melainkan cerminan komitmen nyata pemerintah daerah dalam mendukung transformasi ekonomi berbasis pertanian. Hal ini selaras dengan arah kebijakan pembangunan dalam RPJMD Kalimantan Timur 2025-2029, serta sejalan dengan program nasional Swasembada Pangan yang dicanangkan pemerintah pusat.

"Masalah pangan adalah masalah kedaulatan, masalah pangan adalah masalah kemerdekaan, masalah pangan adalah masalah survival kita sebagai bangsa. Jika ingin menuju negara maju, pangan harus aman dulu," ujar Gubernur Harum.

Salah satu kebijakan utama pemerintah adalah penetapan harga gabah kering sebesar Rp 6.500 per kilogram, yang akan dijemput langsung oleh Bulog di lokasi pangan. Langkah ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani serta menjaga stabilitas ekonomi dan distribusi pangan di seluruh Kalimantan Timur.

"Kami sangat mengharapkan para petani kita untuk bisa mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah dan menjaga keseimbangan lingkungan dalam proses produksi," terang Gubernur Harum.

Gubernur Harum mengungkapkan bahwa hingga saat ini, produksi pangan lokal, khususnya beras, belum mampu mencukupi kebutuhan Kalimantan Timur. Pada tahun 2024, produksi lokal tercatat hanya 145.209 ton, sementara kebutuhan mencapai lebih kurang 364.855 ton.

"Artinya kita masih defisit yang sangat besar, kurang lebih sekitar 202.000 ton, yang menyebabkan ketergantungan terhadap beras dari luar daerah," paparnya.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|