Jamaah haji Indonesia bahagia dengan terobosan yang dibuat PPIH. (Foto: MCH 2025)
MUSIM haji 2025 segera berakhir. Rencananya Jumat, 11 April 2025 merupakan akhir operasional haji 2025. Beragam upaya telah dilakukan Kementerian Agama dalam hal ini Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk memberikan layanan terbaik kepada jamaah haji Indonesia.
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga Sabtu, (5/7/2025) pukul 15.30 WIB, sebanyak 165.300 jamaah haji Indonesia telah tiba di Tanah Air. Jumlah itu merupakan 80,95 persen dari total jamaah haji reguler Indonesia yang mencapai 203.320 jiwa.
Bagaimana dengan 20 persen sisanya? Sebanyak 20 persen jamaah haji Indonesia masih berada di Madinah, Arab Saudi untuk menjalankan beragam ibadah. Selama operasional haji 2025, berbagai terobosan besar telah dibuat PPIH. Apa saja?
Berikut 3 terobosan besar haji 2025:
1. Bebas Monopoli

Tahun ini PPIH menggunakan delapan syarikah atau layanan haji Arab Saudi. Sebanyak delapan syarikah itu adalah Al Bait Al Guest, Rakeen Mashariq, Rehlat & Manafea, Rifad, Rawaf Mina, Sana Mahsaariq, MCDC, dan Al Rifadah.
Tujuan penggunaan delapan syarikah untuk mengakhiri ketergantungan terhadap satu syarikah yang menimbulkan risiko monopoli dan keterbatasan pilihan. Dengan adanya multi syarikah, sistem menjadi lebih kompetitif dan memungkinkan peningkatan kualitas layanan.
Penggunaan delapan syarikah memang sempat menimbulkan masalah. Contohnya ada pasangan yang terpisah hotelnya saat tinggal di hotel Makkah. Namun, setelah dilakukan mitigasi, masalah tersebut bisa terselesaikan. Bahkan apresiasi diberikan Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Abdul Fattah Mashat, saat berkunjung ke kantor PPIH Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah pada Sabtu, 28 Juni 2025.
“Saya menyampaikan tahni’ah kepada jamaah haji Indonesia yang telah menyelesaikan ibadah dengan aman dan nyaman. Haji 1446 H ini sukses, dan kami memahami adanya catatan teknis mengingat besarnya jumlah jamaah Indonesia. Tapi, semua dapat diantisipasi, tanpa menimbulkan krisis,” kata Abdul Fattah Mashatt.